Rupiah Ambles ke Rp16.611, Terendah Sejak Krisis 1998

mcinews.id
Nilai tukar rupiah terjerembab ke Rp16.611per dolar AS pada Selasa (25/3) sore. Nilai ini tercatat terendah sejak 1998 saat krisis ekonomi melanda. (Foto: istimewa)

Jakarta, MCI News - Nilai tukar rupiah terjerembab ambles ke Rp16.611 per dolar AS, Selasa 25 Maret 2025 sore. Pada penutupan hari ini, rupiah turun 44 poin atau minus 0,27%, menjadikannya bernilai terendah sejak krisis ekonomi 1998 melanda Indonesia.

Pelemahan rupiah hingga mencapai Rp16.611 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp16.568 itu dipicu sejumlah faktor global dan lokal yang memengaruhi perekonomian Indonesia.

Baca juga: BI Berkomitmen Jaga Kestabilan Rupiah

Merosot rupiah ke level terlemahnya sejak krisis moneter pada Juni 1998 itu disebut akibat meningkatnya kekhawatiran atas lintasan fiskal Indonesia, yang memberi tekanan pada bank sentral untuk meningkatkan upaya memertahankan mata uang tersebut.

Menurut sejumlah analis ekonomi, ada kemungkinan nilai tukar rupiah akan terus terancam dan mengalami tekanan lebih lanjut. 

Mengutip Strait Times, rupiah telah merosot lebih dari 3% pada tahun ini dan menjadikannya salah satu mata uang yang berkinerja terburuk di pasar. Rupiah juga telah merosot terhadap mata uang Singapura, turun sekitar 6% sepanjang tahun 2025. Rupiah diperdagangkan pada Rp12.415,58 per dolar Singapura pada 25 Maret 2025 pukul 11.46 WIB pagi, turun 0,2lam semalam.

Langkah-langkah kebijakan populis Presiden Prabowo sejak menjabat pada Oktober 2024, termasuk program makan siang gratis yang menelan anggaran sekitar US$30 miliar per tahun, mendorong defisit anggaran mendekati batas hukumnya sebesar 3ri produk domestik bruto.

Baca juga: Indonesia Harus Lawan Balik Terapkan Tarif Sama dengan AS

"Kekhawatiran fiskal kemungkinan akan membebani mata uang dan repatriasi pembayaran dividen musiman oleh investor asing," kata ahli strategi Bank of Singapore Moh Siong Sim kepada Strait Times.

Menurut dia, harapan kini ada pada Bank Indonesia (BI) untuk terus mengekang volatilitas rupiah yang berlebihan menjelang kemungkinan pengumuman tarif yang disiapkan pemerkntah AS pada 2 April 2025.

Tak hanya rupiah, pasar saham Indonesia pun telah anjlok tahun ini dan memasuki kelesuan pada Februari setelah investor asing menarik dana mereka senilai lebih dari US$2 miliar. Obligasi Indonesia berkinerja lebih buruk daripada obligasi pemerintah AS, dengan selisih antara obligasi acuan 10 tahun mendekati yang terlebar sejak September 2024.

Baca juga: Kamis Pagi, Rupiah Melemah Jadi Rp16.772 per Dolar AS

BI diharapkan dapat menjaga stabilitas nilai tukar dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis yang diambilnya dalam kerja sama dengan pemerintah.

Pelaku usaha dan masyarakat disarankan untuk tetap waspada dan menyiapkan rencana yang tepat untuk menghadapi dinamika ekonomi yang terus berubah.

BI memertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada bulan Maret sebagai upaya berupaya menjaga mata uang. Bank sentral telah berulang kali melakukan intervensi di pasar tahun ini, sementara pemerintah menerapkan aturan yang memaksa eksportir komoditas menyimpan pendapatan mata uang asing mereka di dalam negeri.

Editor : Budi Setiawan

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru