Anggota Komisi D DPRD Surabaya Ajeng Wira Wati mendesak pemerintah kota menambah anggaran bagi revitalisasi ruang kelas dan Pembangunan sekolah baru di beberapa kawasan di Kota Surabaya.
Menurutnya, dorongan ini sesuai dengan kebutuhan dasar warga Kota Pahlawan akan ketersediaan sarana pendidikan bisa secepatnya terpenuhi. Baginya, hal ini sangat penting mengingat fasilitas di beberapa sekolah di Surabaya masih kurang.
"Pemerintah kota telah mengalokasikan sebanyak Rp163,41 miliar dalam APBD tahun anggaran 2025 untuk belanja bangunan gedung pendidikan," ujar Ajeng saat ditemui wartawan di Kantor DPRD Surabaya, Kamis 20 Februari 2025.
Ajeng menyebutkan, anggaran tersebut menurutnya masih bisa ditambah sebelum Mendahului Perubahan Anggaran Keuangan (MPAK), yang akan dilakukan setelah pelantikan walikota.
"Rinciannya sebesar Rp 84,95 miliar untuk SMP dan Rp 78,46 miliar untuk SD. Nah, anggaran itu bisa digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti revitalisasi hingga membangun gedung sekolah baru," paparnya.
Lebih lanjut, Ajeng menyebutkan, untuk jenjang SMP, pemerintah kota akan membangun lima sekolah baru, dengan anggaran Rp 9 miliar per sekolah. Selain itu, enam gedung sekolah akan direvitalisasi dan sejumlah pekerjaan kecil lainnya.
Sedangkan pada jenjang SD, sebanyak 78 proyek yang sedang berjalan, termasuk satu proyek sekolah baru senilai Rp 6,7 miliar serta 25 proyek revitalisasi gedung sekolah.
"Dari sini kami meminta agar anggaran rehab bangunan ditambah. Juga penambahan kelas baru, terutama bagi sekolah yang fasilitasnya kurang maksimal," pintanya.
Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kota Surabaya mengatakan, dari data yang dimiliki DPRD, masih banyak sekolah yang harus menjalankan dua sesi pembelajaran, yaitu pada pagi dan siang hari. Hal itu terjadi akibat keterbatasan ruang kelas, yang dapat mengganggu efektivitas belajar siswa.
Menurut Ajang, pemerintah kota bisa memanfaatkan ruang fiskal dari anggaran yang sebelumnya dialokasikan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebesar Rp1,1 triliun.
"Hal ini perlu segera diselesaikan lantaran bisa mengganggu konsentrasi belajar siswa. Jika lahannya tidak memadai, maka ruang kelas bisa dibangun secara vertikal," ujarnya.
Editor : Faaz Elbaraq