Bali, MCI News – Bali dilanda banjir usai diguyur hujan ekstrem. Peristiwa ini disebut sebagai banjir terparah dalam satu dekade terakhir, menelan korban jiwa, dan memaksa evakuasi ratusan orang, termasuk wisatawan asing.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan status darurat bencana hingga satu minggu ke depan. Hal ini diputuskan BNPB setelah berdiskusi dengan Pemprov Bali, terkait bencana banjir yang merenggut korban jiwa di beberapa wilayah Bali.
"Semula tanggap darurat bencana itu akan ditetapkan dua minggu, tapi karena sigap bencananya ternyata tidak terlalu besar. Maka, diralat menjadi cukup satu minggu," jelas Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto di Denpasar, Rabu (10/9/2025) malam.
Suharyanto menegaskan, status darurat ini bukan berarti situasi genting atau luar biasa. Penetapan status ini diperlukan agar pemerintah pusat bisa membantu penanganan dampak bencana.
"Salah satu persyaratannya adalah pemerintah daerah meminta bantuan itu suratnya ada namanya siaga darurat dan tanggap darurat," ujarnya.
Suharyanto lantas mengimbau masyarakat tak perlu panik dengan status tanggap darurat bencana yang baru ditetapkan itu.
Korban Jiwa
Berdasarkan data sementara, banjir di sejumlah wilayah di Bali mengakibatkan sebanyak sembilan orang tewas per Rabu. Rinciannya, korban tewas di Denpasar sebanyak lima orang, Jembrana dua orang, Gianyar satu orang, dan Badung satu orang.
BNPB juga mencatat sebanyak 202 kepala keluarga (KK) atau 620 jiwa terdampak banjir akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Bali sejak Selasa (9/9/2025).
Wilayah yang terdampak banjir mencakup enam kabupaten/kota, yakni Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Gianyar, Klungkung, Badung, dan Tabanan.
Bantuan Awal
BNPB langsung menyalurkan bantuan tahap awal senilai lebih dari Rp1 miliar, terdiri dari:
- 1 unit perahu karet dan mesin
- 300 paket sembako
- 200 selimut dan 200 matras
- 3 pompa alkon 2HP
- 2 unit tenda pengungsi dan 50 tenda keluarga
- Genset dan bantuan lainnya.
Editor : Yasmin Fitrida Diat