Surabaya, MCI News - RS Unair siap berkolaborasi dengan dua rumah sakit pendidikan, yakni RS Universitas Indonesia (UI) dan RS Akademik UGM. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama RS Unair, Prof. Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD., K-PTI., FINASIM di sela-sela kunjungan jajaran direksi dua RS pendidikan lain, Senin (5/5/2025) di Surabaya.
Pria yang akrab disapa Prof. Nasron itu menyampaikan, bahwa kunjungan direksi RS UI dan RSA UGM ini untuk saling bertukar pengalaman dalam mengelola rumah sakit. “Dari sharing ini, kami ingin berbagi kreasi dan inovasi, sehingga masing-masing bsia menumbuhkembangkan berbasis kerja sama ini untuk Indonesia,” ujarnya.
Ia menyebutkan, kerja sama tersebut rencananya meliputi bidang pendidikan, penelitian maupun pelayanan. Ia berharap, dari kerja sama ini akan mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam mengelola rumah sakit.
“Karena ini rumah sakit perguruan tinggi negeri, kreativitas dan inovasinya itu tinggi. Itu yang kita gadang-gadang untuk kita kerjasamakan,” tutur Prof. Nasron.
Kemudian, masih kata dosen Ilmu Penyakit Dalam di Fakultas Kedokteran Unair ini, saat ini pemerintah sedang menggelorakan era efisiensi, maka menyikapi itu, ketiga rumah sakit tersebut berharap bisa menjadi pilot project dari Asosiasi Perguruan Tinggi Negeri untuk melakukan efisiensi bersama, dengan membangun kolaborasi belanja.
“Karena dengan model ini, akan menjadi lebih efisien dari harga, sehingga kita bisa lebih cepat untuk menumbuhkembangkan rumah sakit ini, kini dan ke depan,” jelasnya.
Siap Bantu Pemerintah
Sementara itu, Direktur Utama RSA UGM, Dr. dr. Darwito, S.H., Sp.B. Subsp. Onk (K), menyatakan, bahwa kerja sama tiga rumah sakit perguruan tinggi negeri ini cukup tepat, karena ketiga RS tersebut terletak di tiga provinsi yang berada di tiga wilayah berbeda di Pulau Jawa, yakni RS Unair di timur, RSA UGM di tengah dan RS UI di barat.
“Ketiga-tiganya ini akan melakukan konsolidasi untuk mencapai efisiensi. Karena dengan efisiensi kita bisa menatap pelayanan yang lebih terjangkau oleh Masyarakat, juga kualitasnya terjamin. Karena apa? Karena RS PTN adalah tempatnya orang-orang pandai,” tuturnya.
dr. Darwito menyebutkan, saat ini bukan hanya ketiga RS PTN ini yang siap membantu pemerintah dalam hal pelayanan dan terutama untuk pendidikan serta pelatihan untuk tenaga dokter, nakes lainnya, tapi juga 37 RS PTN lain yang tersebut di seluruh Indonesia.
“Bahkan untuk penelitian, kita bisa berkolaborasi multicenter study. Apa yang digagas Prof Nusron, akan kita contoh dan menginduk pada satu, bahwa nantinya dengan kolaborasi akan jadi lebih baik,” ujar dr. Darwito.
Senada dengan dr. Darwiro, Direktur RS UI dr. Ari Kusuma Januarto, Sp.OG., Subsp.Obginsos menyatakan dengan kolaborasi ini, RS PTN bisa menunjukkan bahwa mereka berpotensi.
“Kami rumah sakit pendidikan, yang menangani pelayanan juga. Ini potensi yang sangat besar buat negara ini untuk dikembangkan. Karena kami kan dari pendidikan, tentunya kami akan memberikan pelayanan yang terbaik, dengan semua yang ter-update,” ujarnya.
dr Ari menambahkan, jika saat ini bukanlah saat yang tepat untuk bersaing tapi berkolaborasi. Sebagai RS PTN yang lebih muda dibanding RS Unair maupun RSA UGM, Ari ingin belajar dari keduanya dan siap berkolaborasi, menjadi sebuah kekuatan untuk meningkatkan pelayanan Kesehatan di Indonesia.
Adapun sejumlah keilmuan atau spesialisasi yang menjadi center of excellence masing-masing RS PTN ini, yang nantinya bisa dikolaborasikan. “RS UI misalnya, ada Urologi, neurologi, jantung, dengan fasilitasnya. Intinya, semua itu bisa kita kolaborasikan dalam pengadaan alat, obat, sampai penelitian bersama,” pungkas dr Ari.
Editor : Fahrizal Arnas