Korea Selatan, MCI News – Komisi Pemilihan Umum Nasional (NEC) Korea Selatan secara resmi menyatakan, kandidat Lee Jae Myung sebagai presiden baru negara itu. Lee Jae Myung memenangkan pemilihan presiden dadakan setelah pemakzulan mantan presiden Yoon Suk Yeol, buntut darurat militer Desember 2024 lalu.
Ada beberapa capres, antara lain Lee Jae Myung dari Partai Demokratik, Kim Moon Soo dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP), Kwon Young Guk dari Partai Buruh Demokrat, Lee Jun Seok dari Partai Reformasi Baru, dan Song Jin Ho dari independen.
Nama Lee Jae Myung dan Kim Moon Soo mencuat sebagai kandidat terkuat. Pada akhirnya, Pemimpin Partai Demokratik Korea Selatan, Lee Jae Myung berhasil mengalahkan calon dari partai konservatif Kim Moon Soo.
Berdasarkan data resmi dari Komisi Pemilihan Umum Nasional, Rabu (4/6), dengan 96,74 persen dari total surat suara yang telah dihitung, secara matematis mustahil bagi Kim Moon Sopo mengalahkan Lee Jae Myung.
Kim Moon Soo juga sudah mengakui kekalahannya dari lawannya Lee Jae Myung dalam pemilihan presiden 2025. "Saya akan dengan rendah hati menerima pilihan rakyat. Selamat kepada kandidat terpilih Lee Jae Myung," ujar pria berusia 74 tahun ini kepada wartawan, Rabu dini hari waktu Korsel.
Komisi Pemilihan Umum Nasional Korsel resmi mengumumkan kemenangan resmi Lee Jae Myung hari ini. Pemenang Pilpres juga akan mengambil sumpah jabatan.
"Komisi Pemilihan Umum Nasional dengan ini menyatakan Lee Jae Myung dari Partai Demokrat sebagai presiden terpilih," ungkap Ketua NEC, Roh Tae-ak, seperti dikutip AFP.
Isu strategis yang akan dihadapi Lee Jae Myung antara lain soal masalah ekonomi global, angka kelahiran yang rendah, hingga perang dengan Korea Utara.
Sekilas Profil Lee Jae Myung
Lee Jae Myung pernah bertarung pada Pilpres 2022 lalu, namun kalah dari Yoon Suk Yeol. Mantan pekerja pabrik itu sebelumnya menjabat sebagai Walikota Seongnam, di selatan Seoul, selama delapan tahun.
Pria kelahiran 8 Desember 1963 ini kemudian menjabat sebagai Gubernur Provinsi Gyeonggi, wilayah terpadat di negara itu yang mengelilingi ibu kota, selama lebih dari tiga tahun.
Pada 2024, Lee Jae Myung ditikam di leher oleh seorang pria. Korban lantas diterbangkan ke rumah sakit untuk operasi darurat. Penyerang itu akan membunuh Lee Jae Myung untuk mencegahnya menjadi presiden.
Kasus Hukum Ditangguhkan
Lee Jae Myung sendiri tengah dirundung masalah hukum, termasuk tuduhan korupsi yang terkait dengan pembangunan real estat dan pelanggaran hukum Pemilu melalui penyebaran informasi palsu.
Namun demikian, pria berusia 61 tahun itu telah membantah melakukan kesalahan apa pun, dan menegaskan bahwa tuduhan tersebut bermotif politik.
Mahkamah Agung Seoul sudah membatalkan putusan pengadilan dan membebaskan Lee Jae Myung dari dakwaan hukum Pemilu dan memerintahkan pengadilan ulang, awal Mei lalu. Namun, menjelang Pemilu, Pengadilan Tinggi Seoul menunda persidangan sampai pemungutan suara pada 3 Juni 2025 selesai.
Dengan kemenangan Lee Jae Myung, para ahli hukum mengatakan, persidangan akan ditangguhkan karena kekebalan presiden, dan baru akan dilanjutkan setelah masa jabatan berdurasi lima tahun berakhir pada 2030.
Lee Jae Myung memangku tugas kepresidenan, termasuk peran panglima tertinggi, dari penjabat Presiden Lee Ju-ho.
Editor : Yasmin Fitrida Diat